Untuk mendeteksi adanya kanker, dokter biasanya melakukan uji skrining dengan menggunakan CT scan, MRI atau dengan biopsi (mengambil sampel jaringan). Tapi dengan teknologi terbaru, kanker bisa dideteksi lewat hembusan napas.
Ilmuwan telah menemukan 'hidung elektronik' yang dapat digunakan sebagai alat tes napas sederhana untuk mendeteksi beberapa jenis kanker yang umum terjadi, yaitu kanker paru-paru, payudara, usus dan prostat.
Dengan menggunakan sensor yang dapat mengidentifikasi perubahan kimia tubuh ini, ilmuwan tidak hanya bisa mendeteksi antara napas orang sehat dan penderita kanker, tetapi juga dapat mengidentifikasikan empat jenis tumor yang sering terjadi pada manusia.
Sementara teknologinya terus dikembangkan, perkembangan awal sudah menunjukkan adanya keberhasilan, murah dan mudah digunakan. Selain itu, uji portabel juga telah dpat membantu mendiagnosis kanker secara dini.
"Jika kita dapat memastikan hasil awal dalam studi berskala besar, teknologi baru ini bisa menjadi alat sederhana untuk diagnosis dini kanker bersama dengan alat pencitraan," tutur Abraham Kuten dari Technion Israel Institute of Technology di Haifa, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (11/8/2010).
Kuten dan rekannya mempelajari napas dari 177 orang, yang terdiri dari orang sehat dan beberapa penderita berbagai jenis kanker, untuk mendeteksi bahan kimia berbeda yang dipancarkan dari permukaan sel-sel kanker saat mulai tumbuh.
Penemuan ini, yang telah dipublikasikan dalam British Journal of Cancer, merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang telah diterbitkan oleh ilmuwan dari institut yang sama pada tahun lalu.
Pada penelitian sebelumnya, sensor yang dibuat dengan nanopartikel emas bisa mendeteksi kanker paru-paru melalui hembusan napas. Alat tersebut disebut dengan cancer breathalyzer test.
Ilmuwan telah menemukan 'hidung elektronik' yang dapat digunakan sebagai alat tes napas sederhana untuk mendeteksi beberapa jenis kanker yang umum terjadi, yaitu kanker paru-paru, payudara, usus dan prostat.
Dengan menggunakan sensor yang dapat mengidentifikasi perubahan kimia tubuh ini, ilmuwan tidak hanya bisa mendeteksi antara napas orang sehat dan penderita kanker, tetapi juga dapat mengidentifikasikan empat jenis tumor yang sering terjadi pada manusia.
Sementara teknologinya terus dikembangkan, perkembangan awal sudah menunjukkan adanya keberhasilan, murah dan mudah digunakan. Selain itu, uji portabel juga telah dpat membantu mendiagnosis kanker secara dini.
"Jika kita dapat memastikan hasil awal dalam studi berskala besar, teknologi baru ini bisa menjadi alat sederhana untuk diagnosis dini kanker bersama dengan alat pencitraan," tutur Abraham Kuten dari Technion Israel Institute of Technology di Haifa, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (11/8/2010).
Kuten dan rekannya mempelajari napas dari 177 orang, yang terdiri dari orang sehat dan beberapa penderita berbagai jenis kanker, untuk mendeteksi bahan kimia berbeda yang dipancarkan dari permukaan sel-sel kanker saat mulai tumbuh.
Penemuan ini, yang telah dipublikasikan dalam British Journal of Cancer, merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang telah diterbitkan oleh ilmuwan dari institut yang sama pada tahun lalu.
Pada penelitian sebelumnya, sensor yang dibuat dengan nanopartikel emas bisa mendeteksi kanker paru-paru melalui hembusan napas. Alat tersebut disebut dengan cancer breathalyzer test.