Tak ada yang lebih menyegarkan selain mandi di bawah siraman air atau berendam setelah aktivitas seharian yang melelahkan. Sayangnya, keistimewaan itu tidak bisa dilakukan oleh Lisa Melland (27) karena ia memiliki kondisi yang sangat langka, yakni alergi terhadap air.
Bila kulit Melland bersentuhan dengan air, akan timbul reaksi gatal-gatal, kulit kemerahan, bahkan terkadang sampai berdarah karena Melland tak sadar terus menggaruknya. Bila alerginya kumat, ia hanya bisa menahan sakit di kulit. Jenis alergi yang langka ini hanya diderita oleh 40 orang di seluruh dunia.
Menurut Melland, sejak kecil sebenarnya kondisinya normal saja. Namun, sejak tujuh tahun lalu, ia mulai menderita alergi air (aquagenic urticaria). "Sungguh mengherankan karena mendadak kulit saya kemerahan, bukan cuma di bagian tangan, tetapi juga di seluruh bagian tubuh setelah saya mandi," kata wanita asal Derbyshire, Inggris, ini.
Tadinya ia mengira penyebabnya adalah bahan kimia dalam sabun, tetapi setelah ia mengganti dengan sabun lainnya, masalahnya tak juga hilang. "Hal yang sama terus berulang ketika saya kontak dengan air," ujarnya.
Sejak saat itu, Melland sangat berhati-hati terhadap air. Ia tak pernah keluar rumah tanpa payung karena hujan sering kali tak bisa diprediksi di kotanya. Hobinya berenang kini juga hanya tinggal kenangan karena ketika kulitnya terkena air, mata pun langsung timbul bintik-bintik kemerahan di wajahnya.
Setelah kontak dengan air, kulitnya bisa kembali normal dalam beberapa jam meski tidak pulih seutuhnya. Meski demikian, Melland memberanikan diri mandi setiap sore. "Mandi dilakukan secara kilat dan setelah itu saya harus segera memakai krim hipoalergenik dan menunggu sampai kulit kembali normal," kata wanita yang bekerja di sebuah toko daging ini.
Nina Goad dari British Association of Dermatologist mengatakan, alergi air bisa disebabkan karena tingginya kadar histamin dalam darah. Meski demikian, para ahli belum mengetahui dengan pasti apa penyebab kondisi langka itu.
Saat ini Melland harus mengonsumsi berbagai jenis obat-obatan, mulai dari obat antihistamin, vitamin, serta mencoba pengobatan tradisional China dan homeopati. Untuk mengurangi reaksi alerginya, ia juga hanya mandi dengan menggunakan air yang sudah disaring, air yang sudah dimasak, bahkan air laut. Akan tetapi, hingga saat ini kondisinya belum bisa disembuhkan
Bila kulit Melland bersentuhan dengan air, akan timbul reaksi gatal-gatal, kulit kemerahan, bahkan terkadang sampai berdarah karena Melland tak sadar terus menggaruknya. Bila alerginya kumat, ia hanya bisa menahan sakit di kulit. Jenis alergi yang langka ini hanya diderita oleh 40 orang di seluruh dunia.
Menurut Melland, sejak kecil sebenarnya kondisinya normal saja. Namun, sejak tujuh tahun lalu, ia mulai menderita alergi air (aquagenic urticaria). "Sungguh mengherankan karena mendadak kulit saya kemerahan, bukan cuma di bagian tangan, tetapi juga di seluruh bagian tubuh setelah saya mandi," kata wanita asal Derbyshire, Inggris, ini.
Tadinya ia mengira penyebabnya adalah bahan kimia dalam sabun, tetapi setelah ia mengganti dengan sabun lainnya, masalahnya tak juga hilang. "Hal yang sama terus berulang ketika saya kontak dengan air," ujarnya.
Sejak saat itu, Melland sangat berhati-hati terhadap air. Ia tak pernah keluar rumah tanpa payung karena hujan sering kali tak bisa diprediksi di kotanya. Hobinya berenang kini juga hanya tinggal kenangan karena ketika kulitnya terkena air, mata pun langsung timbul bintik-bintik kemerahan di wajahnya.
Setelah kontak dengan air, kulitnya bisa kembali normal dalam beberapa jam meski tidak pulih seutuhnya. Meski demikian, Melland memberanikan diri mandi setiap sore. "Mandi dilakukan secara kilat dan setelah itu saya harus segera memakai krim hipoalergenik dan menunggu sampai kulit kembali normal," kata wanita yang bekerja di sebuah toko daging ini.
Nina Goad dari British Association of Dermatologist mengatakan, alergi air bisa disebabkan karena tingginya kadar histamin dalam darah. Meski demikian, para ahli belum mengetahui dengan pasti apa penyebab kondisi langka itu.
Saat ini Melland harus mengonsumsi berbagai jenis obat-obatan, mulai dari obat antihistamin, vitamin, serta mencoba pengobatan tradisional China dan homeopati. Untuk mengurangi reaksi alerginya, ia juga hanya mandi dengan menggunakan air yang sudah disaring, air yang sudah dimasak, bahkan air laut. Akan tetapi, hingga saat ini kondisinya belum bisa disembuhkan