Ada pendapat yang mengatakan pria dan wanita diciptakan serupa namun tak sama. Pendapat itu kemudian berkembang menjadi mitos yang selanjutnya menyimbolkan pria sebagai mars dan wanita sebagai venus. Meski mitos itu begitu populer hingga menjadi salah satu bacaan terlaris tidak menghentikan pertanyaan para peneliti tentang kebenaran mitos. Hasilnya, sebuah studi mengungkap tidak ada perbedaan antara pria dan wnaita bahkan dalam hal intelektualitas.
Salah seorang peneliti, Professor Gina Rippon mengungkap pendapat yang mengatakan otak manusia sangat dipengaruhi gender sudah ketinggalan zaman dan salah. Rippon bahkan menantang kepada siapa saja yang mampu membuktikan adanya perbedaan intelektualitas di antara pria dan wanita.
"Selama ini masyakarat keliru dalam memahami hubungan antara gender, struktur otak dan prilaku," kata dia seperti dikutip dari dailymail, Selasa (14/9). Neurohype, demikian salah satu bagian otak yang diduga penliti merupakan faktor penentu yang membedakan antara struktur otak pria dan wanita sekaligus menjelaskan prilaku dan status sosial.
Sementara itu, peneliti asal Aston University, Birmingham menilai dengan kecanggihan teknologi seharusnya peneliti bisa membedakan antara aktivitas otak pria dan wanita. Dengan begitu, kata dia, pertanyaan apakah ada perbedaan antara otak pria dan wanita itu bisa terjawab.
Menurut dia, selama ini pemikiran tentang perbedaan pria dan wanita sangat dipengaruhi stereotipe yang berkembang di masyarakat. "Selain sejarah, penjelasan secara biologis bisa digunakan untuk menerangkan dan membuat perbedaan sosial. Zaman ratu Victoria misalnya, peneliti menduga adanya perbedaan antara pria dan wanita terkait struktru otak," paparnya.
Disisi lain, tambahnya, pada tahun 1950 telah berkembang ide yang mengatakan wanita memiliki kemampuan berpikir yang lebih hebat dari pria lantaran produksi hormon tubuh yang lebih besar ketimbang pria. "Kini, ide yang mengatakan pria dan wanita memiliki struktur yang berbeda tidak memiliki bukti yang konktrit," katanya
Salah seorang peneliti, Professor Gina Rippon mengungkap pendapat yang mengatakan otak manusia sangat dipengaruhi gender sudah ketinggalan zaman dan salah. Rippon bahkan menantang kepada siapa saja yang mampu membuktikan adanya perbedaan intelektualitas di antara pria dan wanita.
"Selama ini masyakarat keliru dalam memahami hubungan antara gender, struktur otak dan prilaku," kata dia seperti dikutip dari dailymail, Selasa (14/9). Neurohype, demikian salah satu bagian otak yang diduga penliti merupakan faktor penentu yang membedakan antara struktur otak pria dan wanita sekaligus menjelaskan prilaku dan status sosial.
Sementara itu, peneliti asal Aston University, Birmingham menilai dengan kecanggihan teknologi seharusnya peneliti bisa membedakan antara aktivitas otak pria dan wanita. Dengan begitu, kata dia, pertanyaan apakah ada perbedaan antara otak pria dan wanita itu bisa terjawab.
Menurut dia, selama ini pemikiran tentang perbedaan pria dan wanita sangat dipengaruhi stereotipe yang berkembang di masyarakat. "Selain sejarah, penjelasan secara biologis bisa digunakan untuk menerangkan dan membuat perbedaan sosial. Zaman ratu Victoria misalnya, peneliti menduga adanya perbedaan antara pria dan wanita terkait struktru otak," paparnya.
Disisi lain, tambahnya, pada tahun 1950 telah berkembang ide yang mengatakan wanita memiliki kemampuan berpikir yang lebih hebat dari pria lantaran produksi hormon tubuh yang lebih besar ketimbang pria. "Kini, ide yang mengatakan pria dan wanita memiliki struktur yang berbeda tidak memiliki bukti yang konktrit," katanya