Istilah "Angin duduk" sudah tak asing bagi masyarakat tapi masih perlu diluruskan pengertiannya. Karena yang dimaksud angin duduk bukan masuk angin yang kasep (hebat) yang bisa mengakibatkan penderita meninggal dunia. Tapi angin duduk adalah penyempitan pembuluh darah di jantung.
Gejalanya memang menyerupai masuk angin. Dalam istilah medis, gejala ini disebut dengan angina pectoris. Jadi, angina pectoris bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari penyempitan pembuluh darah di jantung.
Mekanisme kerja angina pectoris ini bisa diibaratkan seperti sawah yang ditanami padi. Jika sistem pengairan di sawah tersebut disumbat, maka sawah akan mengering dan padi yang ditanam akan mati. Sama seperti jantung, jika pembuluh darahnya tersumbat maka jantung akan mati.
Penyebab Angin duduk
Angin duduk terjadi karena ada penyempitan saluran pembulah darah ke jantung. Penyempitan ini disebabkan oleh banyak hal. Yang paling sering terjadi adalah penyempitan karena timbunan plak dalam pembuluh darah, terutama plak akibat kelebihan kolesterol.
Orang yang memiliki penyakit darah tinggi juga berisiko mengalami angina pectoris. Kelebihan lemak dapat juga memicu angina pectoris. Karena lemak berlebih akan memperlambat kerja jantung.
Orang yang cepat naik darah alias cepat emosi juga berpotensi terkena angina pectoris. Ketika marah, otak menjadi panas, napas memburu, jantung pun berdebar, kadang sampai tubuh bergetar, dan darah bergerak cepat.
Jika dalam kondisi darah bergerak cepat, sedangkan ada penyumbatan di pembuluh darah, maka darah akan berkumpul di suatu tempat dalam pembuluh darah. Dan jika pembuluh darah yang halus itu tidak kuat menampung banyaknya darah yang datang, maka akan pecah hingga orang yang sedang emosi tadi akan kolaps atau bahkan meregang nyawa.
Situasi tersebut juga bisa terjadi jika seseorang bekerja atau berolahraga terlalu keras. Kondisi tersebut akan memicu jantung berdebar dan darah bergerak lebih cepat. Karenanya, hendaknya menyesuaikan dan sadar antara kemampuan diri sendiri dan pekerjaan yang dilakukan.
Gejala
Gejala yang ditimbulkan oleh penyempitan pembuluh darah di jantung umumnya muncul keluhan nyeri di dada, dada seperti ditekan dan diremas, kemudian bisa menjalar ke leher dan lengan, serta ulu hati terasa nyeri. Bisa juga disertai dengan sesak nafas dan keringat dingin. Lebih spesifik, ada juga yang mengalami kembung seperti masuk angin atau maag.
Ada dua macam angina pectoris. Yang stabil dan tidak stabil. angina pectoris yang stabil, gejalanya akan muncul jika seseorang melakukan aktifitas berat seperti berolahraga. Dan ketika orang tersebut istirahat, gejalanya menghilang.
Yang bahaya adalah angina pectoris yang tidak stabil karena gejalanya muncul tiba-tiba. Ini yang sering disangka masuk angin. Dan 40 persen angina pectoris tergolong tidak stabil bisa merenggut nyawa korbannya.
Angina pectoris yang tidak stabil ini juga berhubungan dengan penyakit jantung koroner akut. Penyakit ini bisa merenggut nyawa hanya dalam hitungan jam, bahkan menit. Jika mengalami atau menemui orang yang memiliki gejala seperti itu, lebih baik secepatnya dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan medis. Jika dibiarkan, risiko kematian akan semakin besar.
Karena itu, sebelum jantung berhenti bekerja, si penderita harus cepat mendapat pertolongan. Si penderita punya waktu 30 menit hingga 2 jam untuk diberi pertolongan sebelum otot jantungnya mulai rusak dan nyawanya sulit tertolong.
Gejalanya memang menyerupai masuk angin. Dalam istilah medis, gejala ini disebut dengan angina pectoris. Jadi, angina pectoris bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari penyempitan pembuluh darah di jantung.
Mekanisme kerja angina pectoris ini bisa diibaratkan seperti sawah yang ditanami padi. Jika sistem pengairan di sawah tersebut disumbat, maka sawah akan mengering dan padi yang ditanam akan mati. Sama seperti jantung, jika pembuluh darahnya tersumbat maka jantung akan mati.
Penyebab Angin duduk
Angin duduk terjadi karena ada penyempitan saluran pembulah darah ke jantung. Penyempitan ini disebabkan oleh banyak hal. Yang paling sering terjadi adalah penyempitan karena timbunan plak dalam pembuluh darah, terutama plak akibat kelebihan kolesterol.
Orang yang memiliki penyakit darah tinggi juga berisiko mengalami angina pectoris. Kelebihan lemak dapat juga memicu angina pectoris. Karena lemak berlebih akan memperlambat kerja jantung.
Orang yang cepat naik darah alias cepat emosi juga berpotensi terkena angina pectoris. Ketika marah, otak menjadi panas, napas memburu, jantung pun berdebar, kadang sampai tubuh bergetar, dan darah bergerak cepat.
Jika dalam kondisi darah bergerak cepat, sedangkan ada penyumbatan di pembuluh darah, maka darah akan berkumpul di suatu tempat dalam pembuluh darah. Dan jika pembuluh darah yang halus itu tidak kuat menampung banyaknya darah yang datang, maka akan pecah hingga orang yang sedang emosi tadi akan kolaps atau bahkan meregang nyawa.
Situasi tersebut juga bisa terjadi jika seseorang bekerja atau berolahraga terlalu keras. Kondisi tersebut akan memicu jantung berdebar dan darah bergerak lebih cepat. Karenanya, hendaknya menyesuaikan dan sadar antara kemampuan diri sendiri dan pekerjaan yang dilakukan.
Gejala
Gejala yang ditimbulkan oleh penyempitan pembuluh darah di jantung umumnya muncul keluhan nyeri di dada, dada seperti ditekan dan diremas, kemudian bisa menjalar ke leher dan lengan, serta ulu hati terasa nyeri. Bisa juga disertai dengan sesak nafas dan keringat dingin. Lebih spesifik, ada juga yang mengalami kembung seperti masuk angin atau maag.
Ada dua macam angina pectoris. Yang stabil dan tidak stabil. angina pectoris yang stabil, gejalanya akan muncul jika seseorang melakukan aktifitas berat seperti berolahraga. Dan ketika orang tersebut istirahat, gejalanya menghilang.
Yang bahaya adalah angina pectoris yang tidak stabil karena gejalanya muncul tiba-tiba. Ini yang sering disangka masuk angin. Dan 40 persen angina pectoris tergolong tidak stabil bisa merenggut nyawa korbannya.
Angina pectoris yang tidak stabil ini juga berhubungan dengan penyakit jantung koroner akut. Penyakit ini bisa merenggut nyawa hanya dalam hitungan jam, bahkan menit. Jika mengalami atau menemui orang yang memiliki gejala seperti itu, lebih baik secepatnya dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan medis. Jika dibiarkan, risiko kematian akan semakin besar.
Karena itu, sebelum jantung berhenti bekerja, si penderita harus cepat mendapat pertolongan. Si penderita punya waktu 30 menit hingga 2 jam untuk diberi pertolongan sebelum otot jantungnya mulai rusak dan nyawanya sulit tertolong.
http://www.tribunnews.com/2010/10/12/ini-seluk-beluk-tentang-angin-duduk