SIAPA bilang air susu ibu (ASI) hanya baik untuk pertumbuhan fisik anak? Sebuah penelitian menyebutkan bahwa ASI juga berpengaruh baik terhadap tingkah laku anak dan menumbuhkan rasa percaya diri.
Manfaat ASI terhadap seorang bayi, tentu sudah tak diragukan lagi.Bisa dibilang,ASI merupakan satu-satunya sumber asupan si bayi hingga bayi berusia 6 bulan.Pada usia 0 sampai 6 bulan tersebut bayi masih dalam periode pemberian ASI eksklusif.Dikatakan oleh dokter anak dari RSIA Bunda Jakarta, Dr I Gusti Ayu Nyoman Partiwi SpA MARS bahwa di awal masa kelahiran, kegiatan menyusui merupakan aktivitas yang “berat” bagi seorang ibu. Kegiatan inisiasi menyusu dini (IMD) ditekankan dan fokus pada bayi yang menyusu pada ibunya.
Idealnya saat bayi baru lahir, dianjurkan pada jam-jam pertama untuk meletakkan bayi di dada ibunya. Saat ibu menyusui dan buah hati mendapatkan ASI,maka anak pun bisa mendapat banyak dampak positif dari pemberian ASI tersebut. “Manfaat ASI telah banyak diteliti dan diketahui para orang tua sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu,”tutur dokter yang akrab disapa Tiwi ini. Tiwi menjelaskan, di berbagai pertemuan ilmiah di seluruh dunia terutama tentang makanan yang terbaik untuk bayi,belum ada yang pernah menyangkal kelengkapan ASI dalam memenuhi kebutuhan nutrisi seorang bayi.
Selain itu, pemberian ASI juga bermanfaat untuk menciptakan kolonisasi bakterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang normal,mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stres dan tenaga yang dipakai bayi. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan atau lebih diperlukan agar anak memiliki daya tahan tubuh yang baik dan mengurangi terpaparnya risiko alergi dan infeksi.
“Secara psikologis pun, pemberian ASI memberi dampak positif,” tandasnya dalam acara talkshow Female Parenting Club yang diadakan oleh Female Radio di Plaza Senayan beberapa waktu lalu. Peneliti dari Menzies School of Health Research di Darwin, Profesor Sven Silburn menuturkan, terdapat bukti yang menunjukkan hubungan antara menyusui dan kesehatan mental seseorang. Jika saat bayi diberi ASI, maka tubuh orang saat bayi akan mendapat serotonin, yaitu zat antistres yang banyak dibentuk dalam 2 tahun pertama kehidupan si bayi.
Jadi, zat antistres ini akan masuk ke dalam tubuh anak yang membuat mereka nantinya akan menjadi seseorang yang tidak mudah marah,menghindari stres dan depresi, serta mengurangi kemungkinan terkena gangguan mental saat dewasa nanti. Sebuah penelitian yang dilaporkan dalam pertemuan tahunan American Public Health Association juga menemukan bahwa orang tua yang memberikan ASI saat masih bayi cenderung jarang melaporkan adanya masalah perilaku pada anaknya.
Psikolog keluarga dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Dra Ratih Andjayani Ibrahim MM Psi,menuturkan bahwa dengan menyusui maka ibu juga menyalurkan rasa trust kepada anak sehingga anak pun bisa percaya diri. “ASI akan menjadi modal untuk kehidupan anak sehingga anak tumbuh menjadi anak yang sehat, bahagia, dan memiliki pribadi yang baik,” ungkap pemilik klinik Personal Growth ini. Ratih mengatakan, menyusui bukan sekadar memberi makan.
Ibu yang memberi ASI, selain dipercaya bisa meningkatkan kecerdasan, juga meningkatkan percaya diri anak. Seseorang yang mendapatkan ASI di waktu bayi juga cenderung akan memiliki perilaku yang lebih baik. “Hal itu disebabkan pada saat ibu menyusui, terjadi kontak fisik antara bayi dan anak seperti ibu mengajak anak berbicara. Nah, dari sanalah kedekatan antara bayi dan ibu muncul sehingga anak pun mendapatkan manfaat yang baik dari ASI,”ungkap dia.
Banyak penelitian mengenai pemberian ASI pada buah hati.Seperti penelitian terhadap anak yang menyusui ASI lebih dari setengah abad yang lalu. Mulai dari Douglas tahun 1950 yang menemukan bahwa anak ASI lebih cepat bisa berjalan, sampai penelitian oleh Lucas (1996) dan Riva (1998) yang menemukan bahwa nilai IQ anak ASI lebih tinggi beberapa poin.
Adapun Dr Scott Montgomery, seorang ahli epidemiologi di Karolinska Institute Swedia dalam penelitian bersama timnya, meneliti bagaimana bayi berusia 10 tahun yang diberi ASI dan yang diberi susu formula menghadapi stres akibat masalah perkawinan orang tuanya. Hasilnya membuktikan bahwa dari sekitar 9.000 bayi yang menjadi responden penelitian dan dimonitor sejak lahir sampai masuk sekolah,menyebutkan bahwa ternyata anak yang dulunya mendapat ASI bisa menghadapi masalah dan stres lebih baik dibandingkan yang tidak mendapat ASI.
“Bayi yang disusui tidak terlalu terpengaruh oleh perceraian atau perpisahan orang tuanya. Mereka juga tidak mudah gelisah dan cemas,” tutur Scott. Beragam manfaat yang didapat dari ASI bisa anak peroleh sedini mungkin dan akan bermanfaat sepanjang hidupnya kelak. Itu sebabnya, berikan yang terbaik untuk si buah hati,maka Anda juga akan memberikan yang terbaik untuk masa depannya nanti.