Ingin sehat dan berumur panjang? Bergeraklah. Makin banyak seseorang melakukan gaya hidup sedentari yang berarti lebih banyak duduk, makin pendek usia mereka. Peringatan ini disampaikan para ahli setelah melakukan penelitian terhadap lebih dari 12.000 orang dewasa di Amerika.
Ini berarti kita memang harus terus aktif dan bergerak. "Pesan dari hasil penelitian ini adalah orang harus memahami bahwa semua hal yang dilakukan setiap hari memiliki konsekuensi. Bila pekerjaan mengharuskan Anda banyak duduk, tidak apa, tapi imbangi dengan aktivitas fisik yang mengeluarkan energi," kata Dr.Jay Brooks, ahli hematologi dan onkologi.
Manfaat menyehatkan dari kegiatan olahraga bagi orang yang kegemukan sudah lama didokumentasikan. Namun efek dari kebiasaan terlalu banyak duduk kurang diungkap. Beberapa penelitian memang menunjukkan kaitan antara durasi duduk dengan penyakit diabetes atau jantung. Namun belum ada yang secara khusus melihat kaitan antara mortalitas dan kebiasaan terlalu lama duduk.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology, para ahli menganalisa jawaban kuesioner yang diisi olehlebih dari 123.216 orang yang tidak punya riwayat penyakit. Mereka berpartisipasi dalam sutdi Cancer Prevention II. Para peneliti mengikuti kesehatan para responden selama 14 tahun sejak tahun 1993.
Selama kurun waktu penelitian, mayoritas partisipan meninggal karena penyakit jantung daripada kanker. Setelah mempertimbangkan berbagai faktor risiko, termasuk indeks massa tubuh dan merokok, wanita yang menghabiskan 6 jam sehari untuk duduk memiliki risiko kematian 37 persen lebih tinggi dibanding rekannya yang duduk 3 jam.
Secara umum diketahui orang-orang yang terlalu banyak duduk dan tidak pernah berolahraga memiliki risiko kematian lebih tinggi lagi, yakni 94 persen pada wanita dan 48 persen pada pria. Olahraga teratur, bahkan yang dilakukan sebentar, akan mengurangi risiko kematian akibat kebiasaan duduk lama tadi.
"Semakin lama Anda duduk, makin sedikit energi yang dipakai. Hal ini lama-lama bisa menyebabkan kegemukan dan berpengaruh pada metabolisme," kata Dr.Alpa Patel, ahli epidemiologi dari American Cancer Society.
Ia menambahkan, otot tubuh, terutama otot kaki, jika jarang dipakai akan merangsang atau menekan beberapa hormon yang berpengaruh pada trigliserida, kolesterol yang berujung pada meningkatnya risiko penyakit jantung.
Ini berarti kita memang harus terus aktif dan bergerak. "Pesan dari hasil penelitian ini adalah orang harus memahami bahwa semua hal yang dilakukan setiap hari memiliki konsekuensi. Bila pekerjaan mengharuskan Anda banyak duduk, tidak apa, tapi imbangi dengan aktivitas fisik yang mengeluarkan energi," kata Dr.Jay Brooks, ahli hematologi dan onkologi.
Manfaat menyehatkan dari kegiatan olahraga bagi orang yang kegemukan sudah lama didokumentasikan. Namun efek dari kebiasaan terlalu banyak duduk kurang diungkap. Beberapa penelitian memang menunjukkan kaitan antara durasi duduk dengan penyakit diabetes atau jantung. Namun belum ada yang secara khusus melihat kaitan antara mortalitas dan kebiasaan terlalu lama duduk.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology, para ahli menganalisa jawaban kuesioner yang diisi olehlebih dari 123.216 orang yang tidak punya riwayat penyakit. Mereka berpartisipasi dalam sutdi Cancer Prevention II. Para peneliti mengikuti kesehatan para responden selama 14 tahun sejak tahun 1993.
Selama kurun waktu penelitian, mayoritas partisipan meninggal karena penyakit jantung daripada kanker. Setelah mempertimbangkan berbagai faktor risiko, termasuk indeks massa tubuh dan merokok, wanita yang menghabiskan 6 jam sehari untuk duduk memiliki risiko kematian 37 persen lebih tinggi dibanding rekannya yang duduk 3 jam.
Secara umum diketahui orang-orang yang terlalu banyak duduk dan tidak pernah berolahraga memiliki risiko kematian lebih tinggi lagi, yakni 94 persen pada wanita dan 48 persen pada pria. Olahraga teratur, bahkan yang dilakukan sebentar, akan mengurangi risiko kematian akibat kebiasaan duduk lama tadi.
"Semakin lama Anda duduk, makin sedikit energi yang dipakai. Hal ini lama-lama bisa menyebabkan kegemukan dan berpengaruh pada metabolisme," kata Dr.Alpa Patel, ahli epidemiologi dari American Cancer Society.
Ia menambahkan, otot tubuh, terutama otot kaki, jika jarang dipakai akan merangsang atau menekan beberapa hormon yang berpengaruh pada trigliserida, kolesterol yang berujung pada meningkatnya risiko penyakit jantung.