Sejumlah ilmuwan Iran menemukan cara memprediksi secara akurat kapan para wanita akan mengalami menopause melalui tes darah sederhana. Penemuan itu menawarkan kesempatan kepada para wanita untuk merencanakan keluarga dan karier jauh sebelum terjadi menopause.
Menurut data yang dipresentasikan pada konferensi Masyarakat Reproduksi Manusia dan Embriologi Eropa, di Roma, Senin (28/6), tes yang mengukur kadar hormon yang diproduksi oleh sel dalam ovarium itu mampu memprediksi usia saat wanita mengalami menopause rata-rata dalam empat bulan.
"Hasil penelitian itu dapat memungkinkan kami membuat perkiraan yang lebih realistis tentang status reproduksi wanita beberapa tahun sebelum mereka mengalami menopause," tutur Ramezani Tehrani dari Universitas Kedokteran Shahid Beheshti, Teheran, yang memimpin peelitian itu.
Para ahli yang mengomentari hasil penelitan itu sepakat bahwa penelitian tersebut menjanjikan. Tetapi, menurut mereka penemuan itu perlu ditegaskan dengan percobaan yang lebih besar. "Kemungkinan dari perkiraan akurat menopause sangat menarik. Orang telah mencari sesuatu seperti ini selama bertahun-tahun," kata Dagan Wells dari Nuffield Department of Obstetrics and Gynaecology pada Universitas Oxford.
Usia rata-rata menopause adalah 51 tahun, dengan ovulasi pada sebagian besar wanita berakhir pada usia 40 hingga 60 tahun. Namun hal itu bisa terjadi lebih lambat atau lebih awal, yang menyulitkan para wanita yang ingin mengembangkan karier sebelum memiliki bayi untuk mengetahui berapa lama harus menunggu.
Tim Teheran itu meneliti sampel darah dari 266 wanita berusia antara 20 tahun hingga 49 tahun yang juga ikut dalam penelitian lain yang disebut Studi Glukosa dan Lipid Teheran, yang dimulai pada 1998.
Mereka kemudian mengukur konsentrasi hormon yang disebut anti-Mullerian Hormone (AMH) yang diproduksi oleh sel dalam ovarium wanita. AMH mengontrol perkembangan folikel dalam obvarium dari mana telur berkembang, dan para ilmuwan tersebut menduga itu mungkin berguna untuk menilai fungsi ovarium.
Model statistik
Para peneliti mengambil dua sampel darah lagi dengan interval tiga tahun dan juga mengumpulkan informasi tentang latar belakang sosial ekonomi dan reproduksi para wanita itu.
"Kami mengembangkan sebuah model statistik untuk memperkirakan usia menopause dari ukuran tunggal konsentrasi AMH. Dengan menggunakan model ini, kami memperkirakan usia rata-rata menopause bagi wanita pada titik waktu yang berbeda dalam masa reproduksi mereka," papar Ramezani.
Para peneliti Teheran itu mengatakan hasil penelitian menunjukkan 'tingkat kesepakatan yang baik' antara usia yang diprediksi dengan usia riil untuk 63 wanita dalam kelompok yang mengalami menopause selama penelitian.
Perbedaan rata-rata antara usia yang diprediksi dengan usia riil menopause adalah sepertiga tahun, dan tingkat kesalahan maksimal adalah tiga hingga empat tahun.
Wells mengatakan, penting untuk mengetahui apakah metode itu juga membantu memprediksi waktu saat fertilitas berakhir secara efektif. "Seorang wanita mungkin berhenti mengalami ovulasi bulanan dan mencapai menopause pada usia 50 tahun, tetapi menjadi infertil secara efektif beberapa tahun sebelumnya," jelasnya.
Menurut Wells, pasien perlu mengetahui bahwa fertilitas akan menurun tajam beberapa tahun sebelum ovulasi berakhir
Menurut data yang dipresentasikan pada konferensi Masyarakat Reproduksi Manusia dan Embriologi Eropa, di Roma, Senin (28/6), tes yang mengukur kadar hormon yang diproduksi oleh sel dalam ovarium itu mampu memprediksi usia saat wanita mengalami menopause rata-rata dalam empat bulan.
"Hasil penelitian itu dapat memungkinkan kami membuat perkiraan yang lebih realistis tentang status reproduksi wanita beberapa tahun sebelum mereka mengalami menopause," tutur Ramezani Tehrani dari Universitas Kedokteran Shahid Beheshti, Teheran, yang memimpin peelitian itu.
Para ahli yang mengomentari hasil penelitan itu sepakat bahwa penelitian tersebut menjanjikan. Tetapi, menurut mereka penemuan itu perlu ditegaskan dengan percobaan yang lebih besar. "Kemungkinan dari perkiraan akurat menopause sangat menarik. Orang telah mencari sesuatu seperti ini selama bertahun-tahun," kata Dagan Wells dari Nuffield Department of Obstetrics and Gynaecology pada Universitas Oxford.
Usia rata-rata menopause adalah 51 tahun, dengan ovulasi pada sebagian besar wanita berakhir pada usia 40 hingga 60 tahun. Namun hal itu bisa terjadi lebih lambat atau lebih awal, yang menyulitkan para wanita yang ingin mengembangkan karier sebelum memiliki bayi untuk mengetahui berapa lama harus menunggu.
Tim Teheran itu meneliti sampel darah dari 266 wanita berusia antara 20 tahun hingga 49 tahun yang juga ikut dalam penelitian lain yang disebut Studi Glukosa dan Lipid Teheran, yang dimulai pada 1998.
Mereka kemudian mengukur konsentrasi hormon yang disebut anti-Mullerian Hormone (AMH) yang diproduksi oleh sel dalam ovarium wanita. AMH mengontrol perkembangan folikel dalam obvarium dari mana telur berkembang, dan para ilmuwan tersebut menduga itu mungkin berguna untuk menilai fungsi ovarium.
Model statistik
Para peneliti mengambil dua sampel darah lagi dengan interval tiga tahun dan juga mengumpulkan informasi tentang latar belakang sosial ekonomi dan reproduksi para wanita itu.
"Kami mengembangkan sebuah model statistik untuk memperkirakan usia menopause dari ukuran tunggal konsentrasi AMH. Dengan menggunakan model ini, kami memperkirakan usia rata-rata menopause bagi wanita pada titik waktu yang berbeda dalam masa reproduksi mereka," papar Ramezani.
Para peneliti Teheran itu mengatakan hasil penelitian menunjukkan 'tingkat kesepakatan yang baik' antara usia yang diprediksi dengan usia riil untuk 63 wanita dalam kelompok yang mengalami menopause selama penelitian.
Perbedaan rata-rata antara usia yang diprediksi dengan usia riil menopause adalah sepertiga tahun, dan tingkat kesalahan maksimal adalah tiga hingga empat tahun.
Wells mengatakan, penting untuk mengetahui apakah metode itu juga membantu memprediksi waktu saat fertilitas berakhir secara efektif. "Seorang wanita mungkin berhenti mengalami ovulasi bulanan dan mencapai menopause pada usia 50 tahun, tetapi menjadi infertil secara efektif beberapa tahun sebelumnya," jelasnya.
Menurut Wells, pasien perlu mengetahui bahwa fertilitas akan menurun tajam beberapa tahun sebelum ovulasi berakhir
REPUBLIKA.CO.ID