JAMU HERBAL TIDAK AKAN SEBABKAN KEMATIAN


Pengobatan tradisional yang meracik jenis tanaman menjadi penawar penyakit sudah diturunkan dari generasi ke generasi. Sayangnya, di tangan segelintir orang jamu tradisional ini dicampur dengan bahan kimia obat keras hingga menimbulkan jatuhnya korban jiwa.

Kasus jamu oplosan dengan bahan kimia di Jagakarsa, Jakarta, yang merenggut 11 nyawa bukanlah kali pertama terjadi. Di berbagai daerah ditemukan kasus serupa. Menurut dr.Setiawan Dalimartha, yang menyebabkan nyawa melayang bukanlah faktor jamu herbalnya, namun bahan kimia obat kerasnya. "Kalaupun dari herbal, biarpun sangat beracun tidak mungkin langsung meninggal," katanya, Selasa (24/8/2010) saat dihubungi Kompas.com.

Dr.Setiawan mengatakan, penambahan obat kimia dalam jamu sudah sering ditemui, umumnya di daerah pantai utara Jawa (pantura) untuk konsumsi para supir. Selain obat kimia, beberapa jenis jamu juga dioplos dengan minuman keras yang mengandung alkohol dan etanol.

"Kalau hanya minum jamu saja, biasanya tidak akan langsung memberi efek segar. Makanya, jamu seperti pegal linu atau rematik, sering dicampur obat kimia agar bisa langsung membuat badan terasa enak," kata dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur ini.

Beberapa jenis obat kimia, seperti Fenilbutalson atau obat golongan steroid, memang bisa memberi efek segar secara instan. "Untuk pegal linu dan capek, fenil butalson itu memang sangat bagus, tapi efek sampingnya berbahaya," kata Setiawan.

Dalam surat edaran yang dikeluarkan Badan POM RI disebutkan, Fenilbutason dapat menyebabkan mual, muntah, ruam kulit, retensi cairan dan elektrolit (edema), pendarahan lambung, nyeri lambung, dengan pendarahan reaksi hipersensitivitas, hepatitis, nefritis, serta gagal ginjal.

Jamu herbal biasa, menurut Setiawan, memang tidak memberikan efek instan, namun jika rutin dikonsumsi hasilnya bisa membuat badan bugar dan stamina meningkat. Tentu saja jika pemilihan bahan baku dan pengolahannya tepat.