Makan Coklat, Kolesterol Turun? Tak Berlaku untuk Semua Orang


Selama ini banyak orang yang mengganggp mengkonsumsi coklat dapat menurunkan tingkat kolesterol. Namun, itu hanya berlaku pada sedikit atau sebagian orang.

Hasil satu analisis atas delapan studi yang dilakukan Dr Rutai Hui dari Chinese Academy of Medical Sciences dan Peking Union Medical College di Beijing, Cina, bersama rekannya, Kamis waktu setempat (3/5) menyimpulkan bahwa coklat hanya membantu orang yang memiliki faktor risiko sakit jantung dan hanya ketika dikonsumsi dalam jumlah yang tak berlebihan.

Makan coklat dalam jumlah sedang mungkin akan menjadi pendekatan pola makan yang bermanfaat dalam pencegahan kolesterol tinggi pada beberapa kelompok orang tertentu, demikian kesimpulan para peneliti tersebut di dalam American Jounal of Clinical Nutrition.

Satu studi yang disiarkan pada Maret memperlihatkan bahwa di kalangan 19.300 orang, mereka yang makan paling banyak coklat memiliki tekanan darah yang lebih rendah dan menghadapi kemungkinan lebih kecil untuk menderita stroke atau serangan jantung selama 10 tahun ke depan.

Hui dan rekannya mencari catatan medis untuk menemukan studi yang mengkaji bagaimana coklat mempengaruhi lemak darah, atau lipid, dan menemukan delapan percobaan yang melibatkan 215 orang.

Ketika semua studi dianalisis secara bersama, para peneliti tersebut mendapati bahwa makan coklat mengurangi tingkat LDL, atau kolesterol 'jahat' sampai lima miligram/dL dan mengurangi total kolesterol dalam jumlah yang sama.

Namun coklat tak memiliki dampak pada kolesterol di dalam tiga studi kualitas paling tinggi. Analisis lebih jauh memperlihatkan hanya orang yang makan sedikit coklat --yang berisi 260 miligram polyphenols, atau lebih sedikitnya lagi-- mengalami dampak yang menurunkan kolesterol.

Orang yang mengkonsumsi lebih banyak coklat tak memperlihatkan dampak tersebut.
Polyphenols adalah zat anti-oksidan yang terdapat pada buah, sayur-mayur, coklat, dan anggur putih. Satu batang coklat susu seberat 1,25 ons berisi sebanyak 300 miligram polyphenols.

Para peneliti itu juga mendapati bahwa orang yang sehat tak memperoleh dampak menurunkan kolesterol dari coklat. Tapi orang dengan faktor risiko sakit jantung, seperti diabetes, seluruh kolesterolnya turun sampai delapan miligram.

Penelitian masa depan, kata Hui, harus dipusatkan pada percobaan lebih aktif secara acak dan berkualitas lebih tinggi dengan tindak lanjut lebih lama. ''Ini guna menyelesaikan ketidak-pastian sehubungan dengan keefektifan klinis. Lalu kita benar-benar dapat makan coklat tanpa rasa bersalah," tegasnya-republika